Djokovic bidik Olimpiade 2028 selesai capai medali emas

eei-alex.comĀ  – Novak Djokovic memvisualisasikan kemenangan medali emas Olimpiade sebagai keberhasilan paling besar, dan mengutarakan jika ia kemungkinan menjaga gelar di Olimpiade Los Angeles 2028 saat berumur 41 tahun.

Djokovic, yang bersaing pada Olimpiade kelimanya, menang 7-6(7/3), 7-6(7/2) menantang Carlos Alcaraz dalam final yang menggentarkan di Roland Garros untuk menambahkan medali emas Olimpiade pada 24 kemenangan Grand Slamnya.

“Ini mungkin keberhasilan olahraga paling besar yang dulu pernah saya natural serta hati teristimewa,” kata Djkovic, seperti ditayangkan AFP, Senin.

“Saya berpikir bawa bendera pada upacara pembukaan negara saya di Olimpiade 2012 ialah hati terbaik yang dapat dipunyai seorang olahragawan sampai sekarang ini.”

“Saat ini pada usia 37 tahun dan hadapi petenis berumur 21 tahun yang mungkin adalah pemain terbaik di dunia sekarang ini, memenangkan Roland Garros dan Wimbledon beruntun, saya bisa menjelaskan jika ini mungkin keberhasilan olahraga paling besar yang dulu pernah saya rasakan,” tutur petenis Serbia tersebut.

Kemenangannya pada final Olimpiade memungkinkannya Djokovic untuk gabung dengan Andre Agassi, Rafael Nadal, Steffi Graf dan Serena Williams sebagai petenis yang memenangkan ke-4 kompetisi Grand Slam dan medali emas tunggal Olimpiade atau disebutkan Golden Slam.

Saat sebelum menaklukkan Alcaraz, performa terbaik di Olimpiade terjadi pada 2008 di Beijing saat raih perunggu, dia kalah 3x di semi-final.

Saat ini ia ingin terus bermain dan tidak tutup kemungkinan untuk coba memenangkan medali emas beruntun di Los Angeles dalam kurun waktu 4 tahun.

“Saya ingin main di Los Angeles, saya nikmati bermain untuk negara saya di Olimpiade, di Piala Davis,” kata Djokovic.

Djokovic adalah juara nomor tunggal paling tua semenjak tenis kembali lagi ke Olimpiade pada 1988, dan dia memutus usaha Alcaraz untuk menambahkan medali emas pada gelar French Open dan Wimbledon yang sudah dia kantongi pada panas musim ini.

Titel juara yang barusan dia dapat ialah yang ke-99 dalam profesinya dan yang pertama pada 2024 sesudah musim yang susah di mana Jannik Sinner menggantinya sebagai juara Australian Open, dan pada akhirnya ambil tempat nomor satu dunia.

Alcaraz selanjutnya kuasai French Open saat sebelum gagalkan usahanya untuk menyamakan rekor delapan gelar Wimbledon punya Roger Federer.

Luka lutut yang dialami Djokovic di French Open membutuhkan operasi, dan keterlibatannya di semi-final Olimpiade sebelumnya sempat kelihatan dalam bahaya saat lukanya terlihat lebih buruk.

” saya mengetahui jika ini dapat jadi peluang paling akhir saya untuk memperoleh medali emas,” kata Djokovic.

“Saya lakukan semuanya yang saya dapat untuk menyiapkan diri hadapi masa ini. Luka itu sedikit mengubah perhatian saya. Tetapi mendekati Olimpiade, saya merasakan seperti pemain yang berlainan dalam soal langkah saya bergerak, langkah saya bermain.”

“Di satu segi, kekalahan mutlak dari Alcaraz di Wimbledon mungkin memberikan keuntungan saya karena saya mengetahui saya tidak dapat bermain tambah jelek dari itu,” tutur Djokovic.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *