eei-alex.com — Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengeluarkan Surat Selebaran (SE) kesiagaan dampak negatif penebaran Mpox. Surat Selebaran (SE) nomor 400.7.7.1/18341/436.7.2/2024 itu bentuk tanggapan pemerintah kota menyikapi rumor global penyebaran virus penyakit Mpox.
“Tanda-tanda penyakit Mpox mencakup demam 38 derajat celcius, ada ruam/lesi/keropeng kulit pada tempat muka, telapak tangan dan kaki dan alat kelamin, ada bengkak kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan), sakit di kepala luar biasa, ngilu otot, sakit punggung, dan kecapekan badan,” kata Eri, Jumat (6/9/2024).
Penyebaran virus dengan manusia itu menurut Eri dapat lewat contact langsung dengan hewan atau manusia yang terkena, dan benda yang tercemar.
Contohnya, contact langsung dengan cairan badan atau bahan lesi (keropeng cedera) dan masuk ke badan lewat kulit yang cedera/terbuka, aliran pernafasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut) lewat gigitan atau cakaran.
Penyebaran bisa juga terjadi lewat contact tidak segera berbahan lesi (keropeng cedera) lewat benda yang tercemar seperti baju, tempat tidur, handuk atau perlengkapan makan. Penyebaran bisa terjadi saat memproses daging hewan liar.
“Dan berhubungan seksual baik waktu berciuman, sentuhan, sex oral, atau penetratif dengan seorang yang mempunyai tanda-tanda termasuk saat contact mulut ke kulit bisa mengakibatkan penyebaran di mana ada lesi kulit atau mulut penyebaran lewat kegiatan seksual,” jelasnya.
Penyebaran lain dapat terjadi lewat plasenta dari ibu ke janin atau kontak langsung sepanjang dan sesudah proses kelahiran.
Pemerintah kota Surabaya akan terus-menerus lakukan publikasi, informasi berkaitan Monkeypox, dan berkomunikasi dampak negatif sama sesuai Dasar Penangkalan dan Pengaturan Penyakit Mpox kerja sama dengan Puskesmas daerah di tempat.
“Pemerintah kota Surabaya menginginkan keterlibatan aktif semua masyarakat Kota Surabaya saat lakukan penangkalan penebaran penyakit Mpox, dengan menghindar dari contact langsung atau hasutan hewan penular yang diperhitungkan terkena Mpox seperti hewan pengerat (tupai, tikus, dan hamster), marsupial (koala dan tikus berkantung), dan primata non-manusia seperti monyet dan kera (mati atau hidup),” terangnya.
Eri minta masyarakat Kota Pahlawan sedapat mungkin bisa menghindar dari contact langsung sama orang yang memperlihatkan tanda-tanda penyakit Mpox.
Triknya, jaga kebersihan dengan membersihkan tangan dengan sabun dan air mengucur dengan teratur, khususnya sesudah contact dengan seorang yang terkena atau sesudah sentuh permukaan yang kerap disentuh, disamping itu menghindar dari contact langsung dengan hewan yang terkena khususnya hewan pengerat dan primata.
“Jaga kebersihan sekitar lingkungan, termasuk rumah dan tempat kerja, menghindar dari konsumsi daging yang dicari dari hewan liar (bush meat), melatih konsumsi daging yang telah diolah betul, memakai Alat Perlindungan Diri (APD) komplet saat tangani hewan yang terkena,” tutur ia.