eei-alex.com – Ini hari PT Freeport Indonesia (PTFI) sah menghasilkan katoda tembaga lewat sarana pemrosesan dan pemurnian (smelter) di Teritori Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur (Jawa timur). Tetapi, Presiden Direktur (Presdir) Freeport Indonesia, Tony Wenas menyebutkan masih tetap ada rintangan yang perlu faksinya.
Ia menjelaskan faksinya tidak susah cari offtaker atau konsumen produk akhir katoda tembaga untuk Smelter Gresik. Ia katakan sebagai masalah ialah faksinya tidak dapat tentukan nilai jual. Keadaan itu berlainan di bidang manufacturing.
“Jika untuk produk tambang sebetulnya tidak susah karena pasarnya terbuka. Problemanya, nilai jualnya tidak dapat kita yang tentukan, berbeda sama produk manufaktur,” kata Tony di Gresik, Jawa Timur, Senin (23/9/2024).
Tony menerangkan di bidang manufacturing, aktor usaha bisa tentukan nilai jual produknya. Sementara, industri tembaga cuma meng ikuti harga pasar. Jika suplainya berlebihan dan sepi pecinta, harga dapat turun.
“Mereka tentukan ingin jual berapakah harga barang ini. Ini tidak dapat harus berdasar harga pasar . Maka, kita price taker bukan price maker . Maka kalau ditanyakan pasar, yaaa ada. Tetapi jika supply berlebihan, sepi keinginan, ya harga turun,” sambungnya.
Walau demikian, ia katakan sekarang ini harga tembaga telah naik. Ia mengharap keinginan mulai bertambah bersamaan karena ada peralihan energi baru terbarukan. Dengan demikian, akseptasi negara jadi lebih besar.
“Tetapi harga tembaga dan emas saat ini sedang naik kembali. Semoga di depan dengan tembaga akan semakin banyak diperlukan ada peralihan energi, renewable energy, ini diharap permintaannya semakin lebih tinggi dan suplai biasa-biasa saja hingga akseptasi negara akan semakin lebih besar ,” terangnya.
Awalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmikan produksi pertama smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Smelter yang dibuat Rp 56 triliun ini digadangkan dapat menghasilkan 900.000 ton katoda tembaga /tahun. Jokowi menjelaskan, pembangunan smelter ini ialah usaha menyambut Indonesia sebagai negara industri. Sumber daya alam (SDA) tak lagi di-export mentah tetapi akan hilirisasi lebih dulu agar bisa nilai lebih.
Dari investasi Rp 56 triliun barusan, smelter Gresik bisa memproses 1,tujuh juta ton ekstrak tembaga yang dibawa dari Papua jadi 900 ribu ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak.
“Pembangunan smelter ini adalah usaha kita menyambut Indonesia jadi negara industri maju yang memproses sumber daya alamnya sendiri dan tidak export bahan mentah atau raw material,” papar Jokowi dalam pengesahan yang sudah dilakukan virtual, Senin (23/9/2024).