PBNU Bedah Asal mula Gelar Gus Miftah

eei-alex.com – Figur Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah sekarang jadi perhatian public selesai pengakuannya yang dipandang mengejek penjual es teh, Sunhaji, saat pengajian di Magelang.

Kejadian ini terjadi pada 20 November 2024, saat Gus Miftah menanyakan ke Sunhaji mengenai dagangannya yang ada banyak dan melemparkan komentar yang dipandang merendahkan. Ini memacu gelak tawa dari jamaah disekelilingnya.

Pro-kontra ini makin menghangat saat banyak netizen menebarkan informasi jika Miftah bukan turunan kiai atau gus yang resmi, tetapi bekas marbot mushola dari Lampung.

Mereka mengeklaim jika Miftah tidak lulus dari UIN Sunan Kalijaga. Ini memunculkan asumsi jika dia salah gunakan gelar gus untuk kebutuhan individu.

Ketua PBNU Sektor Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi menepiskan informasi yang banyak berseliweran di sosial media tersebut. Dia memperjelas, Miftah adalah turunan Syaikh Hasan Besari atau Kiai Ageng Hasan Besari, ulama dari Ponorogo.

Gus Fahrur menyebutkan, Miftah pantas memiliki gelar gus

“Ia turunan ulama besar, Syaikh Hasan Besari Ponorogo,” kata Gus Fahrur, panggilan akrabnya ke detikJatim, Rabu (4/12/2024).

Tidak itu saja, Miftah memiliki ponpes namanya Ora Aji yang ada di Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

“Ia mengurus pesantren di Yogjakarta, saya mengenal dan sebelumnya pernah ke pesantrennya,” terang Gus Fahrur.

Dalam pada itu, masalah olok-oloknya pada penjual es teh, PBNU memandang, Gus Miftah sedang bergurau tetapi kepleset lidah.

“Ya, saya anggap ia cuma berniat bergurau untuk hidupkan situasi tetapi kepleset lidah,” kata Gus Fahrur.

Gus Fahrur menyorot cuplikan video yang tersebar di sosial media. Ini yang selanjutnya membuat perkataan Gus Miftah makin menjadi salah makna.

“Dan dipotong konteksnya oleh YouTuber, hingga disalah fahami warga karena tidak utuh,” jelas pengasuh Pondok pesantren An Nur 1 Bululawang, Malang tersebut.

Karena hal tersebut, pria yang Ketua Ikatan Gus-Gus Indonesia (IGGI) itu minta warga supaya tidak makin terhasut. Dia lalu ajak untuk ambil makna dari kejadian itu.

“Saya mengharap warga tidak gampang terhasut, kita mengambil maknanya saja jika penjual es itu rupanya justru mendapatkan banyak rejeki, simpati dan animo khalayak luas,” cetus Gus Fahrur.

“Ia telah berlaku kesatria dengan mohon maaf, seharusnya diakhiri masalah ini, berharap dimengerti dan tiap orang bisa melakukan perbuatan khilaf,” pungkas Gus Fahrur.

Awalnya, trending cuplikan video Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah yang mengejek penjual es saat khotbah di Magelang. Video ini memetik pro-kontra dalam masyarakat, di mana banyak netizen yang mencela tindakan olok-olok itu.

Peristiwa itu terjadi waktu acara selawatan di Lapangan Drh Soepardi, Sawitan, Kabupaten Magelang, pada Rabu (20/11). Saat itu, penjual es teh namanya Sunhaji tengah tawarkan dagangannya ke jamaah selawatan.

Dalam cuplikan video trending, awalannya Gus Miftah menanyakan ke Sunhaji.

“Es tehmu jik okeh ra? Masih, yo kono didol *** (Es teh kamu ada banyak atau mungkin tidak? Masih, ya sana dipasarkan. Seterusnya disensor),” sebut Gus Miftah di atas pentas. Langsung beberapa jamaah ketawa.

“Dol’en ndisik ngko lak rung payu, wis, takdir (kamu jual dahulu, kelak jika belum laris, ya telah, takdir),” ikat Gus Miftah.

Selesai videonya trending sampai mendapatkan tanggapan negatif dari netizen, Gus Miftah yang disebut Utusan Khusus Presiden ini pada akhirnya menjumpai secara langsung penjual es teh namanya Sunhaji itu. Gus Miftah tiba untuk mohon maaf ke pria berumur 38 tahun ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *